Beranda | Artikel
Bab Merasa Sial dengan Jin
Rabu, 24 April 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim

Bab Merasa Sial dengan Jin adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 13 Syawal 1445 H / 22 April 2024 M.

Kajian Islam Tentang Bab Merasa Sial dengan Jin

Di sini Al-Imam Bukhari menyebutkan bab merasa sial dengan jin. Ada sebagian orang yang takut sama jin, seperti takut diganggu jin, takut anak-anaknya diganggu sama jin, sehingga dia membayangkan hal-hal yang tidak seharusnya, dia hidup yang hari-harinya penuh dengan perasaan sial.

Di sini ada sebuah hadits yang dalam sanadnya ada kelemahan. Ini adalah riwayat tentang Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, istri Nabi, ibunda orang-orang yang beriman. Bahwa, biasanya orang-orang di kota Madinah kalau punya anak baru lahir dibawa ke tempatnya Aisyah (dulu mereka bawa ke Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam), maka Aisyah mendoakan berkah untuk anak-anak tersebut. Pada suatu saat, dibawalah seorang bayi kepada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.

Terkadang, bayi itu digendongnya di atas bantal, karena baru lahir. Kemudian Aisyah ingin meletakkan bantalnya dan ingin menggendong anaknya saja. Ketika diangkat kepala bayi itu, ternyata di bawah kepalanya ada silet. Maka Aisyah bertanya, “Kenapa diletakkan silet di sini?”

Tradisi dan budaya nenek moyang terkadang sulit untuk dihilangkan, sehingga diyakini oleh sebagian orang sebagai syariat. Kalau tradisi dan budaya yang biasa dikerjakan oleh masyarakat tersebut tidak bertentangan dengan syariat dan bukan bentuk ibadah, maka boleh-boleh saja. Tapi kalau sudah bertentangan dengan agama, walaupun sudah jadi budaya dan tradisi, maka seharusnya ditinggalkan. Karena kalau tidak ditinggalkan, maka agama orang akan berbeda-beda di setiap daerah.

Islam bukan agama yang menentang tradisi dan budaya. Apabila tradisi dan budaya tersebut tidak bertentangan dengan agama, maka silakan dikerjakan dan dilaksanakan.

Aisyah bertanya tentang silet tersebut. Ini pentingnya bertanya sebelum mengingkari. Sehingga kemudian mereka menjelaskan, “Silet ini sebagai bentuk penjagaan dari jin supaya tidak diganggu jin.”

Jin itu ada dan mengganggu, ini betul. Oleh karena itu di Surah Al-Jin Allah sebutkan tentang bagaimana sebagian manusia yang meminta pertolongan dan perlindungan kepada Jin. Allah mengatakan,

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

“Dan bahwasanya ada sebagian dari manusia-manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jinn[72]: 6)

Jin membuat orang itu semakin kecapekan, kelelahan dan ketakutan. Orang-orang itu selalu cemas. Maka Aisyah mengambil silet itu, kemudian dilemparkan. Ini sebuah keyakinan yang bertentangan dengan syariat. Ini sebah bentuk penyandaran diri kepada sesuatu yang batil. Aisyah melarang mereka.

Maka seharusnya orang tuanya mendoakan anaknya, sebagaimana Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membacakan doa untuk Hasan dan Husain,

أعيذُكُما بِكلماتِ اللَّهِ التَّامَّةِ ، مِن كلِّ شيطانٍ وَهامَّةٍ ومن كلِّ عينٍ لامَّةٍ

“Aku memohonkan perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala jenis setan, binatang yang berbisa, dan dari pandangan mata yang jahat.” (HR. Bukhari)

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54099-bab-merasa-sial-dengan-jin/